Pasangan jiwa tidaklah ‘akhirnya’ bertemu di satu tempat, (sesungguhnya) mereka selalu bersama sepanjang waktu _Rumi_
Bagi yang sedang menanti jodoh, kamu harus tahu bahwa jodoh tidak datang sebagai ksatria dalam baju baja berkilau, membunuh naga lalu menemui kamu dan berkata: "Halo princess, aku adalah jodohmu, mari kita menikah dan hidup bahagia selamanya".
Banyak yang berkata, aku ingin jodoh yang bisa menerima segalaku, baik, buruk, bahagia dan sedihku, tidak salah, dan sangat wajar, tetapi mengapa membatasi kriteria jodoh seperti itu? Tidakkah baik jika jodoh itu membuat kita mengurangi hal yang buruk di diri kita? bukan karena dia tidak terima kita apa adanya, tetapi karena dia tahu kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik?
Jika tidak ada yang pernah tahu kapan datangnya rezeki dari Sang Pencipta, mengapa banyak yang merasa bahwa jodoh harusnya datang di umur 25, 26 atau paling lambat 30 tahun? dan ditambah lagi, si Jodoh ini maunya datang dari keluarga baik-baik, semestinya berpenampilan menarik, punya pekerjaan yang baik, sopan, belum pernah menikah, memiliki SIM A dan SIM C, dan jika telah juga memiliki kendaraan dan rumah sendiri adalah poin plus plus.
Tidak ada yang Salah dengan segala ingin, tetapi tidakkah lebih baik Dan jauh lebih menarik jika Kita bertemu jodoh ditempat yang "Tak disangka Tak diduga"?.Jangan lupa, Ada peribahasa Kita seperti ini : ikan di laut, asam di gunung, bertemu Juga di belanga. Sebagai referensi, aku bertemu separuh nafasku di tempat belajar mengemudi Mobil. Iya. Lucuk banget šš.
Dek, Kak, Bang.... percayalah sang Pencipta telah menyiapkan jodoh untukmu, kamu akan melihat nya di waktu yang tepat. Tak perlu gundah kapan waktu ya g tepat itu, persiapkan saja diri sebaik mungkin, agar jika Saat itu datang, keberadaan Kita bisa menjadi berkat bagi pasangan kita.
karin sabrina 