
Coba perhatikan foto yang Paling bawah. Di foto itu, Saya, Iya… Itu Saya, sedang berpose di sebelah benda elektronik paling canggih di era tersebut. TV adalah salah satu “luxury item”at that time, sakin mewahnya, seingat Saya dulu ada pajak tipi. Dan Sebagaimana yang terjadi sekarang Hal Hal mewah pasti memiliki beban pajak; tanah, rumah, kendaraan, dan gaji… (Iya.. gaji Itu barang mewah gaes!!).
Dan TV difoto itulah yang pernah membuat tulang bahu Saya retak. Saya masih kecil Dan sangat imut (as seen in the photos), TV mewah dan canggih tadi di hias dengan taplak serta patung- patung kecil dari kayu. Pada suatu hari, saya yang masih sangat kecil dan sangat imut itu punya ide untuk menarik taplak penghias tipi, dan jatuhlah patung patung di atas tipi tadi, saya lupa patung apa.. dan ntah bagaimana, ada yang jatuh tepat di bahu saya, dan membuat retak tulang saya, menangislah saya yang masih sangat imut itu.
Saat itu, Saya dijaga/ di asuh oleh seorang saudara jauh, masih remaja, dan dia takut memberi tahu mama saya kejadian yang sebenarnya. Saat kejadian, mama saya masih di kantor. Dan sesuai cerita yang dikisahkan kembali beberapa kali kepada saya, saya menangis terus, mama bingung, dibawalah ke tukang pijet, dan saat di pijet ya makin kejer; nangis meraung raung. Lalu ada semacam intuisi, coba di rontgen, dan Mama membawa ke rumah sakit, di foto rontgen, dan terlihatlah bahu saya retak.
Hikmahnya? hmm… jika di rumah ada anak kecil, meja bertaplak yang diatas nya ada benda benda lumayan berat, adalah ide yang buruk. Dan pelajaran kedua adalah, sangat sedikit orang jujur atas kejadian yang sebenarnya. Waspadalah. Trust your body, trust your intuition.
May you be healthy and happy, Cheers,
Karin Sabrina