
Sudah lama saya kepingin bisa membuat roti. Dalam bayangan saya, saat proses pemanggangan, rumah pasti akan sangat wangi dengan aroma rerotian, lalu saat roti masih hangat, dimakan untuk sarapan pagi uwwww… sedapnyeee, dibuat dari bahan yang baik, less sugar, dan juga small size.. Saya akan membuat bayangan ini lebih liar lagi, sambil sarapan roti hangat tadi, saya akan berbincang dengan chef Renatta Moeloek, kami akan berdebat apakah dessert harus menggunakan ice cream, lalu saya akan bertanya mengenai tatto nya chef Renata, Saya sudah lama kepingiin bertato… tapi belum berani, dan belum berduit juga hihihihi
Jadi, kalo nanti sudah berduit dan sudah berani, mau punya tatto apa? terdengar suara hati saya, hmm… saya belum pernah memikirkan secara serius si… pasti ingin gambar yang filosofis.. atau words yang meaningfull buat saya personally. Saya pernah membaca, ntah dimana, menurut suku Dayak, orang yang tidak memiliki Tatto tidak akan terlihat oleh pencipta bumi.. (Please correct me if I am wrong, my dearest reader). Saya suka konsep itu, menurut saya, Tatto itu hiasan tubuh permanen, dan karena sifatnya yang tetap itu, harus dipikirkan baik-baik tatto apa yang mau diletakkan di tubuh kita.
Saya juga akan menanyakan sama Chef Renatta, bagaimana melihat Tatto parlor yang baik dan higienis, what are the do’s and don’t saat kita melakukan proses Tatto… ehm wait wait… .. hellow.. kenapa bukan menanyakan pegimana caranya bikin rotiiii…. yaelaah… daritadi ngomongin Tatto melulu! Ah… kan tadi sudah disebutkan.. ini adalah bayangan liar saya saat sarapan bersama Chef Renatta Moeloek.. yang punya bayangan kan saya.. suka suka sayalah.
Cheers, Ririn&Koko