
Mulai tahun 2019, seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri dilakukan dengan cara berbeda. Tahun ini semua calon mahasiswa wajib mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). Lembaga yang mengurusi pelaksanaan UTBK ini adalah Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT). Peserta boleh mengikuti UTBK ini maksimal dua kali dan hasil test di berikan langsung ke masing masing peserta 10 hari setelah dia melakukan test.
jadi apa bedanya SBMPTN 2019 dengan UMPTN 1999? ( ah.. jadi terpampang nyata lagi umur sayah..) Perbedaan yang sangat krusial menurut saya adalah: jika pada UMPTN 1999, calon mahasiswa itu daftar+ pilih jurusan lalu UJIAN 1x lalu tunggu hasil. nah di SBMPTN 2019, calon mahasiswa itu daftar+ pilih jadwal ujian, lalu ikut ujian ( bisa dua kali), nilai ujian paling tinggi dikirim ke panitia SBMPTN beserta pilihan jurusan lalu tunggu hasil.
Jarang-jarang saya memulai tulisan dengan begitu serius hehehe. ya ini masalah pendidikan tinggi, jadi tentu saja sangat pada tempatnya saya serius. Situasi sekitar saya yang belakangan ini selalu terasa ekstrim. Jika hujan, mendekati badai. Jika Panas, terasa pingin beli AC baru jam 11 malam, karena AC di rumah selalu mengeluarkan bunyi-bunyian misterius saat dihidupkan, lalu jika di set hidup jam 9 malam, maka AC bising ini akan menjadikan kamar saya sejuk sesukanya, bisa dua jam kemudian, bisa ga sejuk samasekali.. jadi AC yang ada di kamar saya ini adalah tipe AC yang lupa kacang akan kulitnya, dia lupa fungsinya apa.. nah kan.. kenapa saya meributkan AC coba… kita bicara situasi ekstrim sekarang. ya situasi sosial, politis dan ekonomi di sekitar saya juga juga sangat ekstrim sekarang. segala media mainstream di Indonesia beritanya ga jauh dari Pileg dan Pilpres.
Kenapa saya merasa perlu mengatkan Pendidikan tinggi dengan Pileg dan Pilpres? karena setelah Pemilu raya selesai, terlihat jelas bagaimana potret pendidikan tinggi kita. Bertabur gelar dan kesempatan mencicipi pendidikan di negara maju tidak berbanding lurus dengan kehalusan sikap berbicara di hadapan publik, beberapa individu yang saya asumsikan sudah pernah mecicipi pendidikan strata sarjana di negeri ini, mengejek dan menghina dan mengucapkan hal yang tidak baik, di rekam, dan di sebarkan di dunia virtual. Pendidikan memang tidak sama dengan sekolah tinggi. seseorang bisa saja sekolah tinggi, tetapi sikapnya tidak terdidik dan seseorang bisa saja tidak sekolah tinggi tinggi, tetapi sikapnya sangat terdidik.
Peminat kursi di perguruan tinggi negeri ratusan ribu calon mahasiswa, sementara daya tampung nya jauuh dibawah itu. paling 3-4 kelas dengan 25 orang di setiap kelas. Peminat versus kapasitas ini membuat persaingan masuk ke PTN itu luar biasa keras.. dan mungkin itu juga yang membuat ujian saringan masuknya terus berubah, menemukan formula test yang paling baik, adil dan efisien.
Saya harap, semua yang lulus SBMPTN 2019, setelah menyandang gelar sarjana nanti, benar benar menjadi orang berpendidikan tinggi yang baik tutur katanya, saat dia mengikuti Pileg dan Pilpres, dia juga bisa punya mental siap menang siap kalah, saat menang tidak jumawa dan saat kalah mengakui kekalahan dengan terhormat, mengharamkan makan gaji buta dan mampu bekerja sama dengan lingkungannya untuk mewujudkan perdamaian dunia. Amen!! Demikian tulisan ini saya persembahkan bagi sesiapa saja yang tertarik membacanya.. hihi..
Cheers.