
Saya memutuskan olahraga pilihan untuk dilakukan secara rutin adalah “lari”, karena menurut saya yang memiliki pengalaman sangat dangkal di dunia keolahragaan, lari adalah olahraga yang paling gampang, ga ada toh kursus lari atau les intensif untuk lari ; perlengkapannya juga paling murah apparel yang paling mahal paling sepatu lari, itupun kalo mau cari di bawah IDR 400k masih dapet.
Dan beberapa bulan terakhir saya selalu mengusahakan waktu untuk lari di hari sabtu pagi. Rutenya paling sering dari jalan Cut Nyak Dien menuju ke lapangan benteng , ngiter lapangan beberapa kali lalu ke lontong bang iwan di jalan Teuku Cik Ditiro, pesen lontong sayur dengan kuah yang meleber gitu, pake telur bulet sambel, sambelnya dikit aja dan ga boleh ikut minyak sambelnya, pas ada bakwan pake bakwan; fitur paling mantap dari lontong bang iwan adalah sambal keripik kentang yang renyah gurih tiada banding, plus harganya ituloh, untuk menu yang saya pesan tadi.. Rp.12.000,- sajah!
Mm.. rasanya saya mudah sekali berubah fokus ya.. dari olahraga lari ke lontong.. hihihi, tapi tidak masalah. Lontong adalah penyemangat paling hakiki dari acara lari di sabtu pagi. Dan untuk seluruh pembaca blog ini, saya berharap anda semua bisa mencoba mencicipi lontong bang Iwan yang lehendaris ini suatu hari nanti.
Kembali ke persoalan lari. Setelah beberapa sabtu saya lari , saya mulai berkenalan dengan beberapa runner lain yang sudah sangat serius menekuni olahraga ini, ada yang sudah pernah ikut marathon 30K ke Kamboja, ada pensiunan yang mulai serius lari setelah dia kena vonis hipertensi, ada yang serius lari karena .. heyyy.. ini olahraga yang sedang hits sekarang dikota medan! ya begitulah.. Beragam alasan mereka untuk ikut lari, dan saya perhatikan runner runner kondang ini, menggunakan jam tangan yang mirip. Semacam smartwatch (iyeh.. sepupuan sama smartphone) yang bisa memberi tahu heart rate, kilometer yang telah ditempuh, kondisi pelari, bahkan saat jam ini dipake saat tidur maka jam ini akan memberi tahu berapa jam sesungguhnya tidur berkualitas yang kita dapatkan.
Saya tanya dong ke paman gugel, jam canggih apapula itu. Ada dua brand yang muncul ke permukaan. Garmin dan Suunto. dan saat ini saya sudah memasukan Garmin vivo Active 3 Music dalam wish list sayah. Kesimpulannya, ternyata cabang olahraga apa saja memiliki perlengkapan sendiri yang tidak bisa di bilang murah. ada kualitas yang dicari tentu ada harga yang harus dibayar. Tetapi jangan juga perlengkapan tadi menjadi ukuran mutlak dari olahraga yang kita lakukan, dengan atau tanpa garmin kita bisa kok lari; kita tetap bisa kok tahu kondisi tubuh kita .. karena kan kita sendiri yang merasakan. Dan yang utama adalah.. dengan atau tanpa garmin, harus semangat untuk rutin olahraga. mensano in corporesano. Oi!
Cheers.