
Apakah yang diperlukan untuk mendapatkan pekerjaan yang baik? mari kita satukan persepsi terlebih dahulu, pekerjaan yang baik menurut saya adalah: pekerjaan yang memiliki schedule maksimal 40 jam kerja dalam seminggu, salary yang ditawarkan di awal adalah minimal 2x UMR daerah di tambah tunjangan lain seperti kesehatan, transportasi, di urus BPJS ketenaga kerjaan oleh perusahaan, kepastian mengenai cuti berbayar setiap tahun dan juga pemberian fasilitas-fasilitas lain saat kita menunjukkan bahwa kita adalah karyawan yang loyal dan memiliki performa baik dalam menyelesaikan tugas tugas kita. Nah, demikian konsep “pekerjaan yang baik” menurut saya, jika anda memiliki pendapat lain, silahkan tulis di blog anda ya. hehehe..
Lalu kita kembali ke pertanyaan awal, bagaimana caranya mendapatkan pekerjaan seperti itu? yaa jawabannya jelas! dengan mencari. Bagaimana bisa mendapat jika tidak mencari? Bagaimana pintu bisa dibukakan jika kamu tidak mengetuk? nah karena itu, pembaca ku yang baik ( yang tidak baik tidak usah menjawab :D) hari ini saya akan menulis mengenai pengalaman saya dalam mencari pekerjaan.
Pernah dengar: zaman sekarang mencari kerja itu sulit. Itu bohong! dari dulu dulu mencari kerja itu sulit. Sekolah yang baik biar nanti gampang cari kerja, well yaaa dibilang bohong ya nggak, tapi dibilang nilai bagus = cepat dan pasti dapet kerja yang baik ya nggak juga, saya lulus dari universitas negeri dengan IPK summa cum laude. Apakah saya mendapatkan pekerjaan dengan mudah dan cepat? hahay.. ya nggaklah… berbulan bulan saya datengin berbagai tempat di kota medan untuk cari kerja, saya anter sendiri, karena kalo pake go send atau pake POS ya mahal, dan kita ga tahu apakah amplop lamaran tadi diterima dengan baik atau malah langsung dibuang ke tong sampah oleh receptionist tempat kerja bersangkutan.
Lalu saya juga sangat aktif melototin LinkedIn, Jobstreet, dan situs sejenisnya, kirim cv melalui e-mail .. bahkan penempatan ke luar kota Medan pun saya lamar, meskipun dengan situasi saya, cukup pelik untuk bekerja di luar kota, but hey.. apa boleh buat.. I desperately need a job. Hasilnya? NOL. Saya sounding ke semua orang yang saya kenal, teman-teman baik saya, teman yang tidak terlalu baik, bahkan teman yang saya ga tahu berada di spektrum baik atau tidak baik, semuanya saya bilangin bahwa saya butuh pekerjaan, jadi jika ada informasi.. please tell me yaa.. tentu dengan senyum manis sok tegar padahal hati perih..
Kondisi pengangguran di tengah keluarga saya, jauh dari damai sejahtera ;segala bentuk sindiran, dari yang halus sampe kasar berseliweran tiap hari di telinga.. sangat menjatuhkan semangat saya. Hhh.. saat pergi ke minimarket, saya bahkan merasa iri dengan kasirnya, mereka menggunakan seragam dan menggunakan kalung name tag, tanda bahwa mereka memiliki pekerjaan, tidak seperti saya.
Mencari pekerjaan bagi saya adalahpengalaman yang sangat emosional, saya menyalahkan diri sendiri, kenapa baru sekarang cari kerja, kenapa ga dari dulu, kenapa gini, kenapa gitu.. kenapa ga punya saudara pengusaha ternama yang namanya terdaftar di list 100 orang paling berpengaruh di Bumi 2018 versi majalah Forbes. Sedih nya sampai ke ubun-ubun, lalu ada juga rasa kesal, karena saya selalu di tolak tanpa ada notifikasi apapun… jadi, tauya saya di tolak karena tidak ada kabar lagi dari company tersebut. Di dua tempat, saya sudah mengikuti tes tertulis selama 1,5 jam. Saya juga sudah interview..lalu hasilnya NOL. ya begitulah… pahit pokoknya.
Lalu setelah ditolak dimana mana, di PHP kan berkali kali.. terus bagaimana? Yaaa terus mencari, terus berusaha… tetap yakin bahwa satu hari, pekerjaan yang tepat bagi kita akan datang kepada kita. Saya sarankan tidak mengambil jalan pintas.. karena itu akan memangkas kesempatan kita untuk bertumbuh menjadi pribadi yang lebih dewasa dalam menghadapi segala tantangan kehidupan ini.
Cheers. 😀