
Ditulis Oleh : Ester Shakoentala Devi
Ingat BTP, ingat Veronica Tan.
Walau kini statusnya hanya tinggal sebagai “mantan”, namun jasa dan pengorbanannya sebagai pendamping BTP sebelum menjadi secemerlang sekarang, sepatutnya tidak dilupakan.
Mengapa saya merasa perlu untuk mengangkat kembali namanya di saat media justru tengah santer membicarakan tentang calon penggantinya?
Karena saya rasa, kita semua perlu belajar menghargai jasa dan sejarah.
Kita ini bangsa yang sangat mudah melupakan dan begitu mudah mencampakkan orang-orang yang pernah berjasa, hanya karena ia tak lagi sempurna di mata kita atau karena tak lagi memenuhi harapan dan standard penilaian kita.
Kita sulit bersikap proporsional dan hanya menyukai yang ideal.
Kita punya kebiasaan untuk lebih mengingat “dosa” daripada jasa.
Lebih mengingat “kekhilafan” daripada kebaikan.
Lebih mudah menyinyiri daripada menghargai prestasi.
Ini bukanlah perilaku masyarakat yang berbudi.
Kita ini harus mulai belajar memisahkan, antara prestasi dan urusan pribadi.
Tak ada manusia yang sempurna, termasuk diri kita sendiri.
Setiap kita diberi kelemahan, agar kita belajar untuk tidak menghakimi.
Kita bahagia dan sukacita dengan bebasnya BTP dari penjara.
Tapi sepatutnya kita juga ingat untuk mengucapkan selamat kepada ibu dari anak-anaknya, terlepas dari kesalahan yang mungkin pernah diperbuatnya.
Veronica sama berjasanya dengan BTP.
Ia juga adalah legenda.
Ia bukan hanya sekadar jadi bayang-bayang pasangannya, tapi juga punya sikap dan prestasinya sendiri.
Inilah yang rasanya perlu dihargai.
Ia cantik, pintar, baik hati dan “berkelas”.
Ia memiliki selera yang baik dalam bermusik.
Jago bermain cello, piano atau bernyanyi sambil memetik gitarnya.
Ia juga jago berpidato dalam bahasa Inggris.
Kebaikan hatinya pun menawan, sebagaimana penampilannya yang bersahaja tanpa dandanan yang berlebihan.
Ia dikenal begitu penuh perhatian kepada mereka yang butuh pertolongan dan bantuan.
Sama seperti BTP, ia bukan orang yang sibuk memikirkan dirinya sendiri walau ia sendiri tengah dilanda susah.
Menjadi pendamping seorang BTP itu tidak mudah, namun sejauh ini, Vero telah berhasil melakukan bagiannya.
Sulit menemukan pengganti dirinya, terlebih karena ia telah membuat banyak orang jatuh cinta kepadanya, termasuk saya.
Bagaimanapun juga, ia tetaplah sosok yang menginspirasi, walau kini tak bersanding dengan BTP lagi.
Terimakasih bu Vero, atas semua pengabdian dan pengorbanan yang pernah kau berikan kepada negeri ini, khususnya bagi para warga ibukota, yang pernah kau ayomi sebagai anak-anakmu juga.
Selamat meneruskan perjalananmu, semoga Tuhan senantiasa menyertai langkahmu.
Bekasi, 25 Januari 2019
Sumber : Status Facebook Ester Shakoentala Devi
VERO, wanita luar biasa ..
LikeLike