Nyai

Tanggal 30 desember 2016, ada teman bertanya seperti ini:  apa resolusi tahun 2017 ? a. sukses karier b. berat badan menuju ideal c. mendapatkan jodoh d. keliling dunia.  Setelah berpikir sebentar ( Saya memang ngga pernah berpikir lama, itu juga sih yang membuat hidup Saya sering ruwet.. Hehehe),  saya menjawab,  resolusi Saya tidak tercantum di pilihan a,b,c atau d.  Di tahun 2017 ini Saya ingin mengurangi kebiasaan mengeluh.

Latar belakang resolusi sederhana ini adalah :

1.  Teman teman saya yang non-pengeluh kronis terlihat bahagia dan cantik

2. Berdasarkan data dari lapangan dan pengalaman pribadi: mengeluh tidak menyelesaikan apapun kawan!

Dan barangkali ketika Saya mengucapkan resolusi itu, semesta langsung mencatat dan jreeeng! Tanggal 1 Januari 2017,  jam 3 pagi,  listrik medan – aceh padam, ntah Karena apa. pemadaman ini berlangsung 10 jam! Di rumah saya listrik dan air pam adalah dua sejoli yang tak terpisahkan, melebihi kisah cinta Romeo-Juliet, Tristan-Iseult, Ainun-Habibie. Janji setia listrik dan air pam : jika yang satu mati maka yang lain juga ikut mati. Saya sering terharu melihat suplai listrik dan air pam di rumah. Mereka adalah sebenar benarnya pasangan sehidup semati.

Tentu kekompakan suplai listrik dan air pam ini membawa masalah masalah mendasar dalam hidup saya. Acara catok rambut tidak bisa dilaksanakan, memang tidak terdapat perbedaan signifikan pada wajah saya ketika rambut dicatok , tetapi saya selalu merasa lebih rapi setiap kali  selesai mencatok rambut.( 2017 baru dimulai sekitar 3 jam dan Saya sudah mengeluh tentang catok rambut,  see? terlihat jelas kan apa saja hal hal  yang prioritas dalam hidup Saya! 😝😝). Lalu Bak cuci piring penuh dengan piring gelas kotor sisa makan malam hehe.. Rencananya dicuci Jam 7 pagi namun seperti yang selalu terjadi dalam kehidupan yang fana ini, manusia hanya bisa berencana, tetap saja yang menentukan kesuksesan cuci piring adalah  suplai listrik dan air pam. Henpon tidak bisa di charge ( sementara indikator battere menunjukkan tenaga henpon tinggal 18% lagi) dan power bank yang sudah mulai kehilangan powernya pun tinggal dua titik lagi nyawanya.

Semua persoalan itu membuat saya ingin membatalkan resolusi 2017. Gimana caranya tidak mengeluh dengan situasi seperti itu! saya mau mengganti resolusi  2017 dengan resolusi yang lain. Yang tidak terlalu spesifik , sehingga tidak terlalu membebani ketika tidak dilakukan, seperti : mmm… apa ya.. “Menjadi orang yang lebih baik”. Ya! seperti itulah  janji yang tidak spesifik, samar-samar, tidak jelas, tidak pula bisa diukur hasilnya.

Tetapi setelah berpikir 6 detik ( udah pernah belum sih saya bilang ke anda kalo saya ga pernah berpikir lama? Hidup saya sering kusut karena kebiasaan ini) Saya batalkan rencana membatalkan resolusi 2017. Hanya pengecut yang meninggalkan medan pertempuran sebelum melawan samasekali. Dengan umur sekarang ( baca: setua ini) masa saya kalah WO dari pertempuran melawan kebiasaan mengeluh? ish.. tak pantas. Memang belum tentu saya bisa memenangkan pertandingan ini. tetapi setidak tidaknya di akhir tahun  nanti saya sanggup berdiri dan berkata seperti Nyai Ontosoroh di akhir buku bumi manusia yang lehendaris itu.

“Kita telah melawan, Nak, Nyo, sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya.”

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s